Kisah ini adalah sebagai bahan renungan untuk kita semua ,buat sahabat Herlan Blog yang terlalu sibuk dengan segala aktivitasnya luangkanlah waktu anda sejenak hanya 15 menit untuk sekedar membaca artikel ini saya sangat yakin sekali anda akan mampu mengambil hikmah dari cerita ini, ingatlah sahabat bahwa kita tidak pernah tahu kapan kematian itu akan datang menjemput namun satu yang pasti kematian pasti akan datang dan kita tidak akan pernah dapat untuk menghidarnya , maka dari itu saya sangat menghimbau cobalah baca artikel ini barang sejenak saja tidak akan sampai makan waktu seharian .
Dari Seorang Sahabat..
Tatkala masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku
dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar doa ibuku saat pulang
dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam
shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama,
apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang.
Aku sungguh heran, bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri :
“Alangkah sabarnya mereka….setiap hari begitu…benar- benar mengherankan!”
Aku belum tahu bahwa disitulah kebahagiaan orang mukmin dan itulah
shalat orang2 pilihan. Mereka bangkit dari tempat tidurnya untuk munajat kepada Allah.
Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang
matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah padahal berbagai nasehat
selalu kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu. Setelah tamat dari
pendidikan, aku ditugaskan di kota yang jauh dari kotaku.Herlan Blog
Perkenalanku dengan teman2 sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing. Disana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al-Qur’an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian, jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati. Aku ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol.. Di samping menjaga keamanan jalan,tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan. Pekerjaan baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi. Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak. Aku bingung dan sering melamun sendirian …. banyak waktu luang … pengetahuanku terbatas. Aku mulai jenuh … tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir tiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang2 yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentuk penganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas.. sumber artikel :herlanlesmana26.blogspot.com
Sampai suatu hari terjadilah sebuah peristiwa yang hingga kini tak pernah aku lupakan. Ketika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas disebuah pos jalan.. Kami asyik ngobrol … tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang amat keras. Kami mengedarkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah yang berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban. Kejadian yang sungguh tragis.
Kami lihat dua awak salah satu mobil dalam kondisi kritis. Keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah. Kami cepat2 menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan.
Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma. Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat. Ucapkanlah
“Laailaaha Illallaah ….. Laailaaha Illallaah ..” perintah temanku.. Tetapi sungguh mengerikan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu. Keadaan itu membuatku merinding.. Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat …Kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat. Aku diam membisu. Aku tak berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini. Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat.Tetapi keduanya tetap terus saja melantunkan lagu. Tak ada gunanya …. Suara lagunya terdengar semakin melemah …. lemah dan lemah sekali.. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua tak ada gerak …. keduanya telah meninggal dunia. Kami segera membawa mereka ke dalam mobil. Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatahpun. Selama perjalanan hanya ada kebisuan. Hening…
Kesunyian pecah ketika temanku mulai bicara…Ia berbicara tentang hakikat
kematian dan su’ul khatimah (kesudahan yang buruk). Ia berkata “Manusia akan mengakhiri hidupnya dengan baik atau buruk..
Kesudahan hidup itu biasanya pertanda dari apa yang dilakukan olehnya selama di dunia.
Ia bercerita panjang lebar padaku tentang berbagai kisah yg diriwayatkan dalam buku2 islam. Ia juga berbicara bagaimana seseorang akan mengakhiri hidupnya sesuai dengan masa lalunya secara lahir batin.
Perjalanan kerumah sakit terasa singkat oleh pembicaraan kami tentang kematian. Pembicaraan itu makin sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa
kami sedang membawa mayat. Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa
ini benar2 memberi pelajaran berharga bagiku. Hari itu, aku shalat khusyu’ sekali. Tetapi perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu. Aku kembali
pada kebiasaanku semula … Aku seperti tak pernah menyaksikan apa yang
menimpa dua orang yang tak kukenal beberapa waktu yang lalu. Tetapi sejak saat itu, aku memang benar-benar menjadi benci kepada yang namanya lagu2. Aku tak mau tenggelam menikmatinya seperti sedia kala. Mungkin itu ada kaitannya dengan lagu yang pernah kudengar dari dua orang yang sedang sekarat dahulu. Kejadian yang menakjubkan !.
Selang enam bulan dari peristiwa mengerikan itu …. sebuah kejadian menakjubkan kembali terjadi di depan mataku. Seseorang mengendarai
mobilnya dengan pelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah
terowongan menuju kota . Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban yang
kempes. Ketika ia berdiri dibelakang mobil untuk menurunkan ban serep,
tiba2 sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari arah belakang. Lelaki itupun langsung tersungkur seketika.artikel by :herlanlesmana26.blogspot.com
Aku dengan seorang kawan (bukan yang menemaniku pada peristiwa pertama)
cepat-cepat menuju tempat kejadian. Dia kami bawa dengan mobil dan segera pula kami menghubungi rumah sakit agar langsung mendapat penanganan. Dia masih sangat muda, wajahnya begitu bersih.Ketika mengangkatnya ke mobil, kami berdua cukup panik, sehingga tak sempat memperhatikan kalau ia menggumamkan sesuatu. Ketika kami membujurkannya di dalam mobil, kami baru bisa membedakan suara yang keluar dari mulutnya.
Subhannallah.. ! Ia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an … dengan suara amat lemah. Subhanallah ! dalam kondisi kritis seperti itu ia masih sempat melantun kan ayat-ayat suci Al-Qur’an ? Darah mengguyur seluruh pakaiannya, tulang-tulangnya patah, bahkan ia hampir mati. Dalam kondisi seperti itu, ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan suaranya yang merdu. Selama hidup, aku tak pernah mendengar bacaan Al-Qur’an se indah itu.
Dalam batin aku bergumam sendirian “Aku akan menuntunnya membaca
syahadat sebagaimana yang dilakukan oleh temanku terdahulu … apalagi
aku sudah punya pengalaman.” aku meyakinkan diriku sendiri. Aku dan
kawanku seperti terhipnotis mendengarkan suara bacaan Al-Qur’an yang
merdu itu.
Sekonyong-konyong sekujur tubuhku merinding, menjalar dan menyelusup ke
setiap rongga. Tiba-tiba, suara itu terhenti. Aku menoleh kebelakang. Ku saksikan dia mengacungkan jari telunjuknya lalu bersyahadat. Kepalanya terkulai, aku melompat ke belakang. Kupegang tangannya, degup jantungnya, nafasnya, tidak ada yang terasa…
Dia telah meninggal. Aku lalu memandanginya lekat-lekat, air mataku menetes, kusembunyikan tangisku, takut diketahui kawanku. Kukabarkan kepada kawanku kalau pemuda itu telah meninggal. Kawanku tak kuasa menahan tangisnya. Demikian pula halnya dengan diriku. Aku terus menangis air mataku deras mengalir. Suasana dalam mobil betul2 sangat mengharukan.
…Sampai di rumah sakit …..Kepada orang-orang di sana , kami mengabarkan perihal kematian pemuda itu dan peristiwa menjelang kematiannya yang menakjubkan.
Banyak orang yang terpengaruh dengan kisah kami, sehingga tak sedikit yang meneteskan air mata.artikel by :herlanlesmana26.blogspot.com
Salah seorang dari mereka, demi mendengar kisahnya, segera menghampiri
jenazah dan mencium keningnya. Semua orang yang hadir memutuskan untuk
tidak beranjak sebelum mengetahui secara pasti kapan jenazah akan dishalatkan. . . Mereka ingin memberi penghormatan terakhir kepada jenazah. Semua ingin ikut menyolatinya.
Salah seorang petugas rumah sakit menghubungi rumah almarhum. Kami ikut
mengantar jenazah hingga ke rumah keluarganya. Salah seorang saudaranya mengisahkan, ketika kecelakaan, sebetulnya almarhum hendak menjenguk neneknya di desa. Pekerjaan itu rutin ia lakukan setiap hari senin. Disana almarhum juga menyantuni para janda, anak yatim dan orang-orang miskin.artikel by :herlanlesmana26.blogspot.com
Ketika terjadi kecelakaan, mobilnya penuh dengan beras, gula, buah2an dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Ia juga tak lupa membawa buku2 agama dan kaset-kaset pengajian. Semua itu untuk dibagi2kan kepada orang2 yang dia santuni. Bahkan juga membawa permen untuk dibagikan kepada anak-anak kecil.
Bila tiba saatnya kelak, kita menghadap Allah Yang Perkasa. hanya ada satu harap, semoga kita menjadi penghuni surga. Biarlah dunia jadi kenangan, juga langkah-langkah kaki yang terseok, di sela dosa dan pertaubatan.
Hari ini, semoga masih ada usia, untuk mengejar surga itu, dengan amal2 yang nyata : “memperbaiki diri dan mengajak orang lain “ Dari seorang Sahabat
Note by Herlan Blog : bagaimana sahabat adakah kisah di atas menyentuh iman kita ,mudah mudahan sahabat dapat mengambil hikmah dari cerita di atas ,
saya hanya bisa menghimbau bila artikel diatas dapat menyentuh hati kita alangkah bijaknya sobat membagikan artikel ini dengan cara klik tombol share / like di atas . mudah mudahan ada teman sahabat untuk ikut membaca artikel ini ,bukankah membagikan sesuatu hal yang baik juga merupakan amal dari iman kita..??? amin
Sumber : http://herlanlesmana26.blogspot.com/2012/11/sesungguhnya-kematian-itu-indah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar